Warga Desa Selamat hampir tak mencerminkan namanya.
Pada Jumat malam, 8 November 2024, puluhan anggota TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan menyerang desa.
Warga terkejut dengan kedatangan para prajurit TNI yang tidak mengenakan seragam.
Serangan ini terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.
Warga diserang secara brutal, baik di jalan maupun di rumah.
Kekerasan pun meluas. Warga yang berada di dalam rumah diseret keluar dan dipukul.
Puluhan warga terluka; satu di antaranya dirawat intensif di rumah sakit, sementara seorang tokoh masyarakat, Raden Barus (61), tewas.
Menurut Kepala Desa Selamat, para prajurit TNI tanpa seragam itu tengah mencari seorang pemuda yang diduga terlibat cekcok dengan mereka di jalan.
Cekcok itu berujung pada amarah, dan para prajurit menyerang desa.
Mereka menanyai warga satu per satu mengenai keberadaan pemuda yang mereka cari.
Mereka menyisir perkampungan, mendobrak rumah-rumah warga, dan memukuli mereka.
Beberapa warga bahkan diserang dengan pisau.
Salah seorang warga mengalami luka sobek besar di kepala dan masih dirawat intensif di rumah sakit.
Raden Barus ditemukan tewas dengan luka berat di pinggir jalan.
Hingga kini, belum jelas mengapa ia menjadi korban kekerasan tersebut.
Mencari Andre Ginting
Rofika Sanjaya Tarigan (18), seorang warga, saat itu keluar untuk membeli rokok.
Melihat puluhan orang datang ke kampungnya, ia merasa takut dan berlari ke rumah neneknya.
Namun, Rofika tak berhasil menyelamatkan diri.
Ia dikejar hingga ke rumah neneknya, pintu rumah didobrak, dan ia diseret keluar.
Malam itu, Rofika baru mengetahui bahwa pemuda yang dicari para prajurit itu adalah Andre Ginting.
Prajurit tersebut kemudian membawa Rofika ke markas Armed 2/105, di mana ia duduk dan setelah itu disuruh pergi.
Rofika mengalami luka di kepala, tangan, dan punggung.
Keesokan harinya, warga mengadakan protes di depan markas Armed-2.
Mereka membawa jenazah Raden Barus yang telah diotopsi untuk memperlihatkan keprihatinan mereka atas peristiwa tersebut.
Permintaan Maaf dan Penghormatan
Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letjen Mochammad Hasan, menghadiri upacara adat pemakaman Raden Barus.
Mengenakan kemeja putih, ia memeluk beberapa anggota keluarga korban.
Melalui pengeras suara, ia menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut dan memberikan penghormatan terakhir kepada Raden Barus yang menjadi korban kekerasan itu.
Proses Hukum
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, mengonfirmasi bahwa 33 prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat dalam penyerangan warga Desa Selamat.
Mereka yang terlibat sedang diperiksa dan diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sumber:
Kompas.com
Sumber 1