Presiden Prabowo Subianto mengangkat persoalan genting yang mengancam kestabilan negara: kebocoran anggaran.
Masalah ini menjadi penghalang utama bagi kemajuan bangsa yang tak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Ada lima celah besar tempat kekayaan negara terbuang percuma.
Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah perjudian online, yang menggerogoti keuangan negara dalam jumlah masif.
“Anggaran kita bocor melalui berbagai celah—korupsi, perjudian online, penyelundupan, hingga manipulasi data. Dampaknya sangat besar bagi rakyat Indonesia. Kekayaan yang seharusnya menopang kesejahteraan bersama justru mengalir ke pihak-pihak tak bertanggung jawab,” ungkap Presiden, seperti dikutip dari Kompas.com.
Meski angka pasti kerugian belum diungkapkan, Presiden memastikan bahwa langkah-langkah konkret telah disusun bersama kementerian terkait untuk membendung kebocoran ini.
Sebuah upaya yang ia yakini akan mengembalikan kekayaan negara ke tangan rakyat, yang seharusnya menjadi penerima manfaat sejati.
Fenomena Judi Online: Ancaman Sosial dan Ekonomi
Judi online kini menjelma menjadi salah satu luka terbesar bagi keuangan negara.
Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat, pada tahun 2023 saja, ada 168 juta transaksi judi online dengan perputaran dana mencapai Rp 327 triliun.
Dalam kurun waktu 2017 hingga 2023, total angka ini melonjak hingga Rp 517 triliun.
Angka-angka ini bukan sekadar statistik.
Ia menggambarkan betapa dalamnya pendapatan negara terkuras.
Lebih mencengangkan, laporan itu juga menyebutkan ada 4 juta pemain judi online di Indonesia, termasuk anak-anak.
Bahkan, sekitar 80.000 anak di bawah usia 10 tahun telah terperangkap dalam lingkaran hitam ini.
Namun, dampaknya tak berhenti di situ.
Praktik ini bukan hanya menggerogoti pendapatan negara, tetapi juga melukai jiwa generasi muda.
Anak-anak dan remaja yang terpapar judi online terancam perkembangan psikologisnya.
Dunia mereka yang seharusnya penuh tawa dan mimpi, terhimpit oleh godaan layar dan angka.
Pemerintah tak tinggal diam.
Melalui Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2024, dibentuklah Satgas Pemberantasan Judi Online.
Satgas ini diberi mandat besar: memblokir situs-situs gelap itu dan menyelamatkan masyarakat dari jeratnya.
Literasi tentang bahaya perjudian pun digencarkan, dengan harapan bangsa ini kembali berdiri di atas fondasi yang lebih kokoh.
Kebocoran Pajak dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Selain judi online, kebocoran anggaran juga datang dari celah lain yang tak kalah meresahkan: penghindaran pajak oleh pengusaha besar.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa kebocoran dari sektor pajak mencapai angka fantastis, sekitar Rp 300 triliun.
Celah ini sebagian besar berasal dari praktik pengelolaan kebun sawit ilegal dan penguasaan kawasan hutan secara liar oleh ratusan pengusaha yang mengabaikan kewajiban pajak mereka.
Menjawab tantangan ini, pemerintah berkomitmen melakukan penertiban.
Salah satu langkah strategisnya adalah membentuk Kementerian Penerimaan Negara.
Kementerian baru ini akan bertugas mengoptimalkan penerimaan negara sekaligus menutup celah-celah kebocoran yang selama ini menggerogoti kekayaan bangsa.
Strategi Pencegahan: Teknologi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Presiden Prabowo memaparkan lima langkah strategis untuk mengatasi kebocoran anggaran:
- Penegakan hukum yang profesional dan proporsional.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam.
- Optimalisasi pendapatan negara dari sektor sumber daya alam.
- Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga dalam penegakan hukum.
- Pemanfaatan teknologi untuk pengawasan dan pencegahan.
Jangka pendeknya, pemerintah akan memperketat pengawasan di sektor pertanian, kehutanan, dan migas.
Dalam jangka panjang, fokus diarahkan pada reformasi lingkungan hidup dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam menciptakan industri yang sehat dan bebas dari praktik ilegal.
Reformasi Birokrasi sebagai Pilar Utama
Reformasi birokrasi juga menjadi agenda utama dalam menutup celah kebocoran anggaran.
Kepala Pelaksana Tugas Lembaga Administrasi Negara (LAN), Taufiq, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurutnya, ASN harus mampu mengelola anggaran dengan cara yang transparan dan akuntabel.
Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dinilai krusial untuk menciptakan birokrasi yang lebih efisien dan lincah dalam menghadapi tantangan pembangunan.
“Reformasi birokrasi harus fokus pada efisiensi dan kelincahan untuk menjawab tantangan pembangunan,” ujar Taufiq.
Tanggung Jawab Bersama
Kebocoran anggaran adalah persoalan genting yang menuntut sinergi semua pihak, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Melalui langkah-langkah strategis yang telah dirumuskan, ada harapan besar bahwa kekayaan negara dapat kembali digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.
Partisipasi masyarakat menjadi kunci. Menghindari perjudian online dan mendukung reformasi birokrasi adalah langkah nyata yang dapat dilakukan.
Perjuangan bersama ini bukan sekadar tanggung jawab hari ini, melainkan investasi besar untuk masa depan bangsa.
Sumber: Kompas.com, Detik.com, Antara.com, PPATK.go.id