23 December 2024

Setiap fakta menyimpan pelajaran, setiap peristiwa membuka cakrawala. DosenVirtual.com

Beranda » Blog » Mengapa Masyarakat Makin Jauh dari Partai Politik?

Mengapa Masyarakat Makin Jauh dari Partai Politik?

Nur Ain Zuhairi, Mahasiswa KPI, UIN Bukittinggi

Nur Ain Zuhairi, Mahasiswa KPI, UIN Bukittinggi

Krisis kepercayaan terhadap partai politik di Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Banyak masyarakat yang merasa entitas ini tidak lagi berfungsi untuk kepentingan umum.

Sebaliknya, mereka menganggap partai politik malah menjadi penyebab ketidakstabilan negara, merusak tatanan hukum dan demokrasi.

Hasil survei lembaga nasional menunjukkan, 53,9% masyarakat mengaku tidak mempercayai sistem partai politik yang ada saat ini.

Kinerja buruk sejumlah kader partai politik, termasuk keterlibatan dalam kasus korupsi dan skandal seks, memperburuk situasi ini.

Masyarakat pun merasa pesimis, karena para kader seharusnya menjadi penjaga demokrasi dan pelayan rakyat.

Namun, banyak yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kemajuan bangsa.

Kinerja Buruk Kader dan Dampaknya

Salah satu penyebab utama krisis kepercayaan ini adalah kinerja buruk sebagian besar kader partai politik.

Mereka terlibat dalam berbagai masalah, mulai dari korupsi hingga pelanggaran moral yang merusak citra partai politik itu sendiri.

Padahal, kader partai politik seharusnya menjadi contoh dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan melayani rakyat dengan tulus.

Baca Juga: Ambisi Ekonomi 8 Persen Indonesia ala Prabowo

Ketidakpedulian terhadap masyarakat juga terlihat dalam kebijakan publik yang tidak berpihak pada rakyat.

Misalnya, kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi dan sembako yang semakin memberatkan kehidupan masyarakat.

Kebijakan-kebijakan ini justru menguntungkan segelintir orang, sementara masyarakat kecil, seperti petani, nelayan, dan buruh, semakin terbebani.

Kebijakan yang tidak sensitif terhadap kebutuhan masyarakat memperburuk krisis kepercayaan terhadap partai politik.

Politik Dinasti dan Pengaruhnya terhadap Demokrasi

Selain itu, masalah politik dinasti semakin memperburuk keadaan.

Banyak fraksi-fraksi yang masih mempertahankan sistem politik dinasti, yang hanya memberi kekuasaan pada segelintir keluarga.

Hal ini bertentangan dengan prinsip demokrasi yang seharusnya memberi kesempatan bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang.

Politik dinasti ini menutup akses bagi orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas untuk memimpin.

Politik dinasti juga memperparah budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), yang pada akhirnya merugikan masyarakat.

Dengan kekuasaan yang terpusat pada satu keluarga, kebijakan publik sering kali tidak mencerminkan kebutuhan rakyat.

Alih-alih memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial masyarakat, para pemimpin ini justru memperburuk ketidaksetaraan yang ada.

Tantangan dan Solusi untuk Memulihkan Kepercayaan Masyarakat

Untuk mengatasi krisis ini, beberapa langkah perlu diambil.

Pertama, partai politik harus memiliki sistem pengawasan internal yang lebih efektif untuk mencegah terjadinya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Pengawasan ini harus dilakukan secara transparan dan objektif, dengan melibatkan lembaga-lembaga independen.

Selain itu, penegakan hukum yang konsisten sangat penting.

Kasus-kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan harus diselesaikan tanpa pandang bulu.

Hukum harus ditegakkan dengan adil, agar masyarakat merasa aman dan yakin bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar berkomitmen untuk memperbaiki keadaan.

Pendidikan politik juga perlu ditingkatkan.

Masyarakat harus diberi pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai demokrasi dan pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas.

Dengan pendidikan politik yang baik, diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu akan meningkat, dan pemilihan pemimpin yang tepat dapat dilakukan.

Mengakhiri Politik Dinasti dan Membuka Peluang Baru

Partai politik juga perlu mengakhiri praktik politik dinasti.

Harus ada sistem yang memastikan posisi kekuasaan tidak diwariskan dalam satu keluarga, tetapi diberikan kepada individu yang kompeten dan memiliki rekam jejak yang baik.

Seleksi yang lebih terbuka dan transparan akan menciptakan ruang bagi generasi baru untuk terlibat dalam politik, serta memberikan kesempatan bagi individu-individu yang memiliki kemampuan untuk memimpin.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan partai politik dapat kembali meraih kepercayaan masyarakat.

Partai politik harus berperan lebih besar dalam memperjuangkan kepentingan rakyat dan menjaga demokrasi.

Jika langkah-langkah reformasi ini diterapkan, sistem politik Indonesia dapat lebih sehat, transparan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.